Langsung ke konten utama

Langkah Mengatur Waktu Anak Bermain HP

 

 

Waktu Anak Bermain HP

Best Practice Parenting, by Arbi zulham

 

          Sudah sangat umum, kita mendapati fenomena anak usia dini bermain smartphone. Anak bermain gadget dengan durasi tak terbatas. Konten-konten yang diakses anak lepas dari pengawasan orang dewasa. Menghadapi kondisi seperti itu tak sedikit orang tua yang mulai kewalahan. Merasa habis akal untuk menertibkan anaknya yang berlebihan bermain gadget.

          Apa dialami banyak orang, sebagaimana tersebut di atas. Keponakanku pun mengalaminya, Kayla Sabrina Bashir. Kayla salah satu dari banyak anak yang belum bisa tertib waktu saat bermain gadget. Bahkan terkadang kayla bisa bermain dan akan berhenti hanya ketika baterai gadgetnya habis. Aku, nenek kayla, dan tantenya sudah mencoba untuk mengingatkan agar menghabiskan sedikit waktu saja ketika bermain gadget. Bahkan sudah beberapa cara dilakukan, seperti membuat tipuan mata berdarah karena bermain gadget. Mengancam membatalkan janji untuk membelikan mainan baru. Menghentikan paksa dan merebut gadget dari tangannya, dan lainnya.

          “Key.. udahlah nak main hpnya!” Ujar tantenya

Kayla pun tak bergeming, hening tak memperdulikan.

          “keyla!! Udahlah.” Pekik tantenya.

          “orang baru bentar pun.” Jawab Kayla sambil mengerut.

          Tante dan neneknya mulai kehabisan akal menghadapi situasi itu. Sehingga nenek dan tante justru sedikit bertambah kendor dari upaya menertibkannya. Tak jarang karena perasaan kesal atas kegagalan menertibkan. Nenek dan tante Kayla justru melarang bermain gadget dengan emosi tak terarah. Maka Kayla pun menjadi merasa dihakimi atas itu. Ia akan merasa dirampas kebebasannya bermain gadget. Sehingga ia akan melakukan defence untuk mempertahankan kesenangannya. Terkadang Kayla mengumpat karena gadgetnya diambil paksa atau membasti benda-benda yang ada didekatnya.

          Melihat kenyataan itu, aku teringat pada teknik-teknik parenting yang aku pelajari melalui sosial media, seminar, maupun buku. Khususnya teknik untuk menertibkan anak. Ialah teknik menertibkan dengan membuat kesepakatan dengan anak sebelum melakukan aktifitas. Dalam kasus Kayla secara khusus aku menerapkannya pada upaya menertibkan durasi bermain gadgetnya. Agar waktu bermainnya tidak berlebihan dan konten yang diakses dapat dikontrol.

          Di setiap kali Kayla meminta gadget kepadaku, aku mencoba menerapkan teknik tersebut. Saat Kayla meminta gadget, aku akan menanyakan terlebih dahulu apa yang dia lakukan dengan gadget itu. Apakah kan bermain video game atau menonton serial kartun atau menonton video-video pendek secara acak. Saat kayla tahu secara persis apa yang akan dia lakukan. Aku akan mengatakan padanya, apakah bersedia untuk tidak melakukan atau mengakses aplikasi dan konten selain yang telah dia sebut diawal. Sampai tahap itu, aku dan Kayla setidaknya telah memiliki satu kesepakatan yaitu Kayla hanya boleh mengakses apa yang ia mintakan izinnya.

          Setelah kami memiliki satu kesepakatan. Aku tak serta merta memberikan gadget yang dimintanya. Aku masih berusaha mendapatkan kesepakatan berikutnya, yaitu kesepakatan waktu penggunaan. Pada tahapan ini, aku sudah mengambil gadget dan menampilkan pada Kayla gadget yang ia minta. Lalu aku mengajaknya untuk melihat jam dinding. Disana aku meminta Kayla menyebutkan posisi jarum panjang jam di posisi angka berapa. Setelah ia mampu menjawab. Aku tanyakan padanya ingin bermain gadget sampai jarum panjang jam berada di posisi angka berapa. Jika jawaban kayla menurutku terlalu lama, maka aku akan menawarnya dan begitu juga sebaliknya hingga kami bersepakat. Di tahap itu, aku dan Kayla menghasilkan beberapa kesepakatan. Satu durasi yang ia di boleh untuk bermain gadget. Kedua selama durasi waktu yg disepakati aku tidak akan mengganggu atau menghentikan ia dari bermain gadget.

          Tentu aku sebagai “orang tua” harus mampu memegang kesepakatan. Agar anak juga mendapat tauladan. Ternyata dengan teknik itu, aku harus merasakan kesal dan marah-marah, atau bahkan melakukan tipu-tipuan untuk menertibkan Kayla bermain gadget. Kayla juga tidak marah-marah atau berontak bahkan tidak membanting benda di dekatnya saat aku menghentikan dia bermain gadget. Itu semua karena kesepakatan yang kami buat, sebelum  Kayla bermain gadget.

          Dalam upaya menertibkan anak yang bermain gadget tak terkontrol. Teknik parenting bersepakat dengan anak, mampu mengendalikan Kayla dari bermain gadget dan membuat aku sebagai “orang tua” termudahkan. Pada Kayla memberikan dampak lebih positif pada perkembangan emosinya. Karena ia diberi ruang untuk bicara dan bersepakat dengan orang tua.

          Dalam menerapkan teknik itu, aku harus bisa konsekuen dengan kesepakatan yang ada. Agar anak bisa memiliki kesadaran akan aturan bermain gadget. Anak juga akan punya role model tanggung jawab. Anak akan memiliki kesempatan terhubung lekat dengan orang tua. Saat orang tua mau duduk dan mulai mendengarkan anak.

 

#Literasi

#keluarga

#anakmainhp

#gadgetanak

#parenting

#digital

 


Komentar

  1. Boleh tuh tips dan triknya. Situasi serupa juga sering terjadi di rumahku. Semoga nanti anaknya bisa diajak kerjasama...😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. silakan kang, nnti kita sharing dampaknya ya..

      Hapus

Posting Komentar